Senin, 19 Desember 2016

Ma, Kenapa Ulang Tahunku Tidak Dirayakan?

Kue ulang tahun, tiup lilin, acara makan-makan, dan kado, mungkin membuatmu tergoda sehingga suatu hari kau menanyakan pada ibumu,
“Ma, kenapa ulang tahunku tidak dirayakan?”Tanya Faris 6 tahun
Saya mendesah perlahan sembari melambaikan tangan untuk memeluknya, “Anakku, pernahkah kamu melihat ibumu merayakan ulang tahun?”Tanya saya kalem.
Saya melihat faris menggelengkan kepalanya, “tidak pernah, “jawabnya.
Lagi-lagi saya tersenyum, “kamu tahu, kenapa Mama tidak merayakan ulang tahun?”Tanya saja
Saya melihatnya menggelengkan kepalanya, tapi kali ini dia sambil cemberut, “tapi aku mau kue ulang tahun, aku mau tiup lilin dan kado, Ma!”rengeknya.
“Faris mau kue boleh saja, mau tiup lilin juga boleh, bahkan Mama juga bisa berikan kado untuk Mas faris,”kata saya yang membuat bibir mungil itu tersenyum riang.
“Hore aku mau ulang tahun,”teriaknya
“Bukan ulang tahun sayang, karena Allah dan rasulullah tidak pernah memerintahkan kita untuk ulang tahun,”jelas saya.
“Tapi Mama bilang aku boleh minta kue ulang tahun, boleh tiup lilin, dan boleh minta kado?”protesnya.
Memang boleh, Mas Faris boleh minta kue apa saja asalkan yang halal dan bukan dalam rangka ulang tahun, tiup lilin juga boleh tapi tidak perlu diletakkan pada kue apalagi sambil berdoa didepan lilin yang menyala, dan untuk kadonya, Mas faris bisa memilih kado apa saja yang disuka tapi dengan syarat harus menabung dulu, “jawab saya panjang lebar.
Anakku, lakukan apa saja yang diperintahkan Allah dan Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam. Jangan melakukan sesuatu hanya sekedar ikut-ikutan trend atau hanya karena ingin dianggap modern atau WOW di hadapan semua orang. Dan untuk masalah ulang tahun, ibumu sama sekali tidak menyarankan kamu untuk merayakannya, mendatangi perayaan ulang tahun, apalagi mengucapkannya. Jangan anakku, jangan!
Ingat bahwa Rasulmu pernah berpesan dalam sebuah hadits yang artinya :
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)
Nah, jika demikian, masihkah kamu ingin ikut-ikutan tradisi ulang tahun yang sama sekali tidak dicontohkan oleh Rasulmu? Atau maukah kamu dianggap Rasulullah sebagai golongan orang-orang itu? Nak, dunia ini hanya sementara dan akhiratlah yang paling kekal, karenanya jangan pernah berat sama dunia. Kejarlah akhiratmu karena inilah yang membawamu pada kesuksesan hidup yang sesungguhnya. I Love U anak-anakku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar